Aisyah ku...

Hari ini sungguh hari yang menegangkan buatku. Gadisku, Aisyah, hilang.. 😟

Begini ceritanya...
Puteriku (6th), kelas satu Sekolah Dasar. Memang sudah jadwalnya
setiap hari senin, selasa dan kamis, sepulang sekolah untuk
mengikuti LTQ (Lembaga Tahfidz Qur'an),
yang kebetulan dekat dari sekolah dimana putri menuntut ilmu.

Jarak ke sekolah Aisyah dari rumah cukup jauh sih, kurang lebih 25 menit
jika
menggunakan kendaraan roda dua.. tapi bukan sepeda ya.. :) , sedangkan
sekolah si Adik dekat dari rumah. Dan setiap hari saya harus mengantar
dan menjemput mereka. Kalau difikirin memang ribet, tapi ya dibuat santai aza.. :x
Jadwal sekolah si Adik beda lagi (TK kelas A),
bulan ini masuk pk.10.00, bulan depan masuk pk.07.30..
Teruuus bergantian setiap bulan. Makanya saya selalu mewanti-wanti putri saya,
jika kebetulan si adik pulang agak siang, untuk 'tetap menunggu'
sampai saya datang menjemputnya, atau menyuruhnya untuk langsung ke tempat LTQ.

Putriku memang 'tidak sabaran', dan agak pemberani
(apa setiap anak seperti putriku?? saya rasa tidak!),
pernah saya menjumpainya di jalan dimana rute yang biasa kami lalui, ketika saya telat menjemputnya.
Pernah juga saya tak menjumpainya di sekolah, karena ternyata dia
berkunjung ke rumah temannya yang kebetulan dekat dengan sekolah.

Nah.. kali ini berbeda..
Setelah menjemput si Adik, kami langsung menuju ke sekolah puteriku,
dengan harapan ia masih di sekolah, atau di tempat LTQ.
Tetapi kenyataannya, saya TIDAK mendapatinya di kedua tempat tersebut.
Sekitar 30 menit kami mencarinya. Tak mau berlama-lama, kami menyusuri jalan
yang biasa kami lewati, dengan harapan dapat bertemu dengannya. NIHIL..
Terfikir olehku untuk menghubungi teman sekolahnya, tapi rupanya keberuntungan
belum berpihak kepadaku, HP-ku ketinggalan, susah pula mencari Wartel :( .
Ku tarik nafas panjang, dengan mengucap Bismillahirrahmaanirrahiim dan
memohon pertolongan Allah, kucoba mencari ke rumah salah satu temannya..
yang memang beberapa hari sebelumnya ia mengungkapkan keinginannya tuk berkunjung ke rumah temannya tersebut.
Alhamdulillah, walau saya tak menjumpainya, tapi memang puteriku
sempat di sana, dan sudah diantar pulang..
Setelah mengucapkan terima kasih dan salam, saya langsung menuju rumah
untuk mendapati wajahnya... dan kami lihat ia sedang menangis.
"Jangan lakukan hal itu, karena itu mencemaskan kami", hanya itu pesan saya.

Comments

Populer

Pempek Abang-Abang

Ya.. Rabbi