Tak Kenal Menyerah

    Saat menunggu anak saya di LTQ (Lembaga Tahfidz Qur'an), datang seorang ibu beserta anaknya yang sudah saya kenal sebelumnya. Hubungan kami biasa saja, hanya sering bertegur sapa tanpa pernah bertukar cerita.
    Pada hari itu, sang ibu mengantar anaknya lebih awal dari biasanya, sehingga kami ada kesempatan untuk saling bicara, dan bertukar cerita. Ternyata menarik sekali perjalanan hidup ibu ini, dan membuat saya kagum padanya.
    Ia mempunyai putri tunggal,16 th, sebut saja Nia namanya.
Seorang anak dengan kebutuhan khusus, tingkahnya agak 'aneh' yang terkadang membuat anak-anak disekitarnya menjadi takut, atau malah meledeknya. Kami pun para orang tua yang berada didekatnya sedikit 'ngeri' juga :$
    Si Ibu bercerita, sebenarnya kelahiran putrinya normal-normal saja, sampai pada usia 10 bulan. Waktu itu, ia bersepeda sambil menggendong putrinya. Entah kenapa - karena agak bising, saya tidak jelas mendengarnya :x mereka terjatuh yang menyebabkan trauma pada otak kiri anaknya. Semenjak kejadian naas itu perkembangan Nia berjalan sangat lambat.

    Nia baru dapat berjalan pada usia 3 tahun, mulai bicara pada usia 6 tahun, dan baru dapat belajar menulis usia 13 tahun. Sungguh membutuhkan kesabaran dalam merawat dan membimbingnya. Subhanallah.
    Namun, cobaan yang Allah berikan tersebut membuat suami dan keluarga besarnya tidak dapat menerima ketentuan yang Allah gariskan kepada mereka.
    Pada saat Nia berumur 3 tahun, sang ayah memilih pergi ke Mesir karena merasa tidak 'kuat' dengan cobaan tersebut. Sang mertua lelaki -kakek Nia- yang notabene doktor psikologi anak pun malah menjauhi ibu dan anak ini :(
    Pernah Sang Ibu memohon bantuan kepada keluarga suaminya -saat itu usia Nia 12 tahun-, alih-alih membantu, mereka malah memasukkan Nia ke RS Jiwa, dan ia tak dapat berbuat apa-apa selain menangis dan memohon agar mereka membatalkan niatnya. SUNGGUH TEGA SEKALI.
    Setelah lama berfikir, merenung disertai do'a tiada henti, Sang Ibu memutuskan untuk berhenti bekerja dan bertekad untuk menyelamatkan jiwa anaknya. Ia pun 'menculik' putri kandungnya sendiri dari RS Jiwa.

Perjuangan belum berhenti.
    Ketika ia memutuskan untuk menyekolahkan puterinya, mulailah ia mencari dan mencoba mendaftarkan Nia ke sekolah-sekolah berbasis Islam. Tanpa diduganya, tak satu pun sekolah yang mau menerima Nia menjadi muridnya. Ketika keputusasaan hadir, akhirnya ia mencoba mendaftarkan Nia ke sekolah Nashrani. Apa hasilnya..?? DENGAN SANGAT RAMAH, SIKAP BERSAHABAT, DAN TANGAN SANGAT TERBUKA MEREKA MENYAMBUT DENGAN SUKA CITA. Ironis sekali!!
    Dalam fikiran Sang Ibu, "tak apalah sekolah 'di sini' yang terpenting anak saya mendapatkan pendidikan yang layak." Tanpa ia menyadari betapa daya ingat puterinya itu kuat sekali. ia baru tersadar saat ia mencoba mendisiplinkan sholat bagi puterinya. Dengan lantang Nia menjawab, "TIDAK, AKU KRISTIAN BUKAN ISLAM..!" Bagai tertusuk-tusuk dada Sang Ibu, "Tidak Nia..Kamu muslim, sama seperti ibu." jawabnya berulang kali sambil menangis.
    Ketika saya dengan bodohnya bertanya,"Kenapa tidak pindah saja bu, saya punya teman yang kebetulan anaknya juga berkebutuhan khusus seperti Nia.."
    Si Ibu menjawab,"Saya tidak punya cukup uang lagi untuk memindahkan anak saya ke sekolah lain."

Ya Allah, baru saya ingat betapa mahalnya pendidikan di negeri ini, apalagi untuk anak dengan kebutuhan khusus seperti Nia :(

    "Tapi Alhamdulillah, semenjak mengikuti program tahfidz ini kurang lebih 4 bulan, Nia sudah dapat menghafal sampai Surat Al Humazah" kata Sang Ibu melanjutkan.
Subhanallah...


Mungkin jika saya yang mengalaminya, belum tentu saya sanggup.
Semoga Allah memudahkan langkah ibu dengan kesabaran tanpa batas, dan Allah meluaskan Rizqi-Nya untuk Ibu.. Amiin Allahumma Amin.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (al baqarah:286)

Comments

Populer

Resolusi Lebaran Ku

HSI - Muqoddimah : Pengagungan Terhadap Ilmu