Jarak Antara Keputusasaan & Keberhasilan

Ketika bersih-bersih gudang, saya menemukan secarik kertas. Tak tercantum siapa yang menulisnya. Tapi yang pasti isinya dapat memotivasi kita untuk lebih bersabar demi menggapai sebuah keberhasilan. Semoga bermanfaat :)

Seorang penjual roti menjelajahi blok-blok perumahan baru. Semula hatinya cukup optimis untuk mendapatkan pelanggan di situ. Setiap hari, sejak subuh sampai matahari setinggi tatapan, ia berkeliling sambil berteriak dan membunyikan klakson motornya.

Sudah tujuh hari ia berputar-putar, namun tak seorang pun mau membeli. Bahkan membuka pintu pun tidak. Penjual roti itu agak kecut.

"Mungkin penghuni ini tak membutuhkan roti untuk sarapan," begitu pikirnya. Lalu ia memutuskan untuk berpindah ke lain tempat.

Keesokan harinya, penjual roti yang lain memasuki perumahan tersebut. Baru saja ia membunyikan satu dua klaksonnya, beberapa orang ibu keluar, memanggil dan membeli roti untuk sarapan pagi. Para ibu bercerita baru dua tiga hari ini mereka sadar bahwa sarapan roti ternyata bisa memudahkan pekerjaan pagi mereka. Kini mereka memutuskan untuk membeli roti.

Ah, betapa tipisnya jarak antara keputusasaan dan keberhasilan. Seandainya kita cukup sabar bahwa belajar adalah sebuah proses bersama waktu, kita akan memetik hasilnya di waktu yang tak kita duga-duga.

Comments

Populer

Resolusi Lebaran Ku

HSI - Muqoddimah : Pengagungan Terhadap Ilmu